Selamat Datang Peserta Dididk Baru di Sekolah Galuh Handayani Surabaya, Sekolahku Ramah Aman Nyaman Humanis Tanpa Diskriminasi

Serba Serbi

Penerus Perjuangan Kartini dari Surabaya
Sri Sedyaningrum,
Perjuangkan Hak Pendidikan Anak Lambat Belajar

Jika RA Kartini dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan hak-hak perempuan yang saat itu dimarjinalkan, di Surabaya juga ada sosok perempuan yang juga mempunyai andil besar dalam memperjuangkan kaum marjinal. DIA adalah Sri Sedyaningrum. Bedanya, sosok yang satu ini berjuang untuk mendapatkan hak pendidikan bagi anak-anak lambat belajar (slow learner). Ningrum, demikian biasa dipanggil, telah berjasa beasr dalam memberikan hak pendidikan bagi anak-anak lambat belajar. Pada tahun 1995 lalu, dia mendirikan sekolah Galuh Handayani Maria Montessori, sekolah khusus untuk anak lambat belajar pertama di Indonesia.
Anak lambat belajar, menurut perempuan berpenampilan kalem ini, umumnya mempunyai kecerdasan Intelektual (IQ) atau Kecerdasan Emosional (EQ) yang kurang dibandingkan anak lain, secara fisik anak tidak cacat. namun mereka juga mempunyai hak pendidikan yang sama seperti anak bangsa lainnya. hak untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Anak - anak lambat belajar membutuhkan pengakuan atas keberadaannya. jika mereka belajar di sekolah umum, mereka akan tertinggal. ini menyebabkan anak menjadi berontak, "Anak-anak seperti itu membutuhkan tempat belajar yang khusus dengan perdekatannya yang khusus pula," ujar perempuan berjilbab ini.
Awal mula dia mendirikan sekolah untuk anak lambat belajar ini pin cukup mengesankan. Terinspirasi adanya anak lambat belajar yang merengek untuk bisa sekolah, tapi selalu di tolak setiap sekolah yang dimasukinya, karena dalam tes masuk sekolah umum selalu gagal, anak tersebut kemudian diterima masuk LBB yang dipimpinya, Ningrum kemudian berpikir anak-anak di negeri ini yang tergolong lambat belajar tidak sedikit, Dari kasusu anak itu, Ningrum kemudian terinspirasi untuk mendirikan sekolah khusus untuk anal lambat belajar. "Anak-anak Slow leaner itu butuh dihargai. Keberadaannya butuh diakui," tutur pengagum RA Kartini ini.


Sumber : Website Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
(http: //www.ditplb.or.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar